Urgensi Akhlaq Kontemporer
Ditulis
Oleh : MIFTAHUDIN
Seperti Layaknya Pendahuluan
Akhlaq
suatu bangsa akan terwujud apabila akhlak mulia dimiliki oleh segenap
warganegaranya. Demikian sebaliknya apabila rusak akhlaq suatu bangsa maka akan
terjadilah kehancuran bangsa. Sedemikian penting peranan akhlaq dalam kehidupan
manusia, kejayaan dan kehancuran manusia yang ada di dalamnya. Muhammad diutus
Allah sebagai nabi dan Rasul ditengah masyarakat yang hancur akhlaqnya,
mengandung makan yang mendalam bagi penyelamatan hidup bangsa-bangsa di dunia.
Keutusan Muhammad merupakan penyelamat dunia dari kebinasaan yang dilakukan
oleh ulah manusia.
Membahas
dan menyadarkan manusia akan urgensi akhlaq bagi kehidupan serta
mengimplementasikan dalam praktik hidup menjadi suatu keharusan bagi setiap
insan yang beriman. Namun, nampaknya relitas dunia yang sarat dengan berbagai
fasilitas hidup karena perkembangan teknologi telah banyak menjadikan manusia
berpaling dari tatanan akhlaq yang dibangun Rasulullah. Menjalani kehidupan
dengan tatanan akhlaq dipandang sebagai hidup yang ketinggalan zaman dan jauh dari
kemoderenan. Realitas betapa kehancuran tengah menghadang dunia semestinya
menyadarkan manusia untuk kembali kepada fitrahnya sebagai manusia yang
diciptakan Allah dengan kemuliaan Akhlaq. Manusia yang sanggup menempatkan
akhlaq sebagai panglima dalam kehidupannya akan menempati kedudukan sebagai
manusia mukmin yang sempurna.
Apa itu Akhlaq ?
Akhlaq
secara etimologis berasal dari bahasa arab, .erupakan bentuk jamak dari khulq
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Ahmad Amin mnegatakan
akhlaq adalah kebiasaan kehendak. Jadi, apabila kehendak itu dibiasakan maka
kebiasaannya itu disebut akhlaq. Imam Ghazali dalam karyanya, Ihya ‘Ulumudin mengemukaan “al-khulq
ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.[1]
Pada
hakikatnya akhlaq (budi pekerti, perangai) adalah suatu sifat yang melekat
dalam jiwa dan menjadi kepribadian, dari situlah memunculkan perilaku/perbuatan
yang spontan, mudah, tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila
perilaku yang muncul dengan mudah dan tanpa dibuat-buat itu adalah perilaku yang baik, maka dia
berakhlaq baik, akan tetapi jika perilaku yang muncul dengan mudah dan tanpa
dibuat-buat itu perilaku yang jelek /buruk, maka dia berakhlaq buruk, atau budi
yang tercela.
Akhlaq
membicarakan nilai baik dan buruk perbuatan manusia seperti halnya dalam etika
dan moral. Yunhar Ilyas memberikan 5 ciri akhlaq yaitu :
·
Akhlaq Rabbani
·
Akhlaq Manusiawi
·
Akhlaq Universal
·
Akhlaq Keseimbangan
·
Akhlaq Realistik
Akhlaq Vs Mainstream Globalisasi
Globalisasi
merupakan sebuah keadaan yang membuat dunia menjadi begitu simpel atau praktis. Konektivitas antar negara begitu cepat dan
fleksibel tidak terbatas oleh waktu dan keadaan. Teknologi komunikasilah yang
memiliki peranan vital dalam era ini.
Semua
dituntut serba praktis dan efektif. Waktu benar-benar disetting untuk segala
hal yang menunjang aktifitas globalisasi. Dari hal tersebut muncul pertanyaan,
apakah ada pembahasan agama ketika orang sudah terjebak dalam serentetan
aktifitas dunia? Atau apakah mereka melakukan aktifitasnya dengan berpegang
teguh pada tata aturan agama yang dianut?
Dari
pertanyaan-pertanyaan itu munculah sebuah praduga bahwa mayoritas manusia kini
lebih banyak meluangkan waktunya untuk hal-hal yang merujuk pada kegiatan
duniawi. Apakah mereka masih berpegang teguh pada agama? Hanya sebagian kecil
saja manusia atau keolmpok yang masih tetap setia menyertakan agama dalam
aktifitasnya.
Jika
mayoritas manusia sudah disibukan dengan aktifitas dunianya otomatis nilai
agama akan sedikit demi sedikit hilang. Orang akan cenderung oportunis, egois,
individualis, dan hedonis tentunya. Kalau sudah merujuk pada sifat-sifat itu
dapat dipastikan akhlaq mereka buruk yang dapat melahirkan persaingan kotor dan
kebencian dalam kehidupan. Orang akan lebih suka bersama kelompok yang seragam
dengannya menolak untuk berbaur dengan yang tidak sama dengannya. Mereka nyaman
terjebak dalam pengkotak-kotakan membuat pertahanan untuk melawan kelompok
lain. Egosentris sangat kental dalam kehidupan era ini dan toleransi akan pudar
jika sifat ini dikedepankan.
Sangat
jelas bahwa akhlaq baik, dalam hal ini akhlaq agama sangat penting untuk
ditagakan. Ilmu akhlaq[2]
harus diajarkan sejak dini untuk membentuk karakter penerus-penerus kita
sehingga memiliki perangai yang baik yang sejalan dengan agama dan lingkungan
masyarakat.
Bagaimana
dengan fenomena yang terjadi di negeri ini sekarang, ketika korupsi merajalela,
terorisme tak kunjung padam, konflik horizontal dimana-mana, generasi pelajar
tak lagi belajar disibukan dengan tawuran, dan narkoba dimana-mana. Apakah kita
harus menyalahkan gagalnya lembaga pendidikan, atau menyalahkan pemerintah yang
cenderung pasif, atau presiden yang sering galau, atau lingkungan kita yang
benar-benar tak lagi kondusif ? inilah yang menjadi “PR” kita bersama, jangan
terlalu sibuk untuk menyalahkan, dan melupakan tujuan utamanya.
“Sesungguhnya Tuhanmu mempunyai hak
yang wajib kau penuhi; dirimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi; pasanganmu
mempunyai hak yang wajib kau penuhi; berikanlah orang-orang yang mempunyai hak
akan haknya” (HR. Bukhari)
Sekian
Tulisan
ini juga dimuat di Blog pribadi : miztazone.blogspot.com
[1]
Lihat Din Al-Islam (pendidikan agama islam di perguruan tinggi umum), Mami
Hajaroh, Hal. 88
[2]
Lihat Hal. 92, Ahmad amin menjelaskan
ilmu akhlaq adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk , menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh seorang manusia kepada orang lain, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatanny dan menunjukan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Ahmad Amin : 1993)