Senin, 14 Januari 2013

Ulumul Qur'an

ULUMUL QUR’AN
ulumul qur’an adalah sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan al-qur’an,mulai dari proses penurunan, urutan penulisan,kodifikasi,cara pembaca,penafsiran,nasikh mansukh,muhkam mutashabih serta pembahasan lainnya
Ò  As-Sayuti Suatu ilmu yang membahas ke-adaan ke-adaan  Al-Qur’an  dari jurusan Nuzulnya, Sanadnya, adab-adabnya,  Lafad-lafadnya , makna-maknanya yang berpautan dengan laafad dan hukum-hukumnya
Ò  Al-Maghraby “ Ilmu Al-Qur’an adalah Ilmu Yang menjelaskan  keadaan-keadaan Al-Qur’an , baik mengenai penafsiran ayat-ayat, takwil, tafsir, sebab Nuzul, Nasikh wal Mansukh,  persesuain ayat , uslub-uslubnya, qiroatnya,  dan lainnya yang berhubungan dengannya.
Ada 3 paradiqma memandang Al-Qur’an
  1. Al-Qur’an sbg Kitab
  2.  Al-Qur’an Sbg Buku (book)
3.      Al-Qur’an Sbg Teks-Teks Suci
Al-Qur’an sbg Kitab
Pandangan Al-Qur’an merupakan  Firman Allah, Wahyu Allah, Perkataan Allah, Syari’at Allah, Petunjuk Allah, Titah Allah, sehingga nilainya “Agung/ Muliah” , bernilai suci dan harus di jaga kesuciannya ke-agungannya. 
Paradigma ini di pegangi oleh para ahli tafsir clasik hingga saat ini,  con. Imam Satibi, Qurtuby, Ibnu Kasir dll.
Al-Qur’an Sbg Buku
Pandangan ini brangkat dari sisi ilmu sastra dan bahasa bahwa al-qur’an merupakan pesan Allah (bhs orientalis TUHAN)  yang di tulis dalam bentuk buku, atau tulisan. Esensinya pesan tuhan sudah selesai di wahyukan ketika di tangan manusia maka manusia memiliki otoriterisme memahami pesan-pesan tuhan tsbut. Dan manusia memiliki hak subyektifitas terhadap pesan tuhan.
Al-Qur’an sbg Teks-Teks Suci
Pandangan ini brankat dari kajian Antropologi dan sosiologi,  Al-Qur’an merupakan produk budaya yang di tulis manusia  karena kitab-kitab lainya seperti injil, Tripitaka, Weda, jabur, taurat dan kitab lainnya merupakan prodak manusia. Pandangan ini menyampingkan teori syraiat Ardy dan Samawi.. Yg sbenarnya Al-Qur’an merupakan syari’at Samawi  dan kitab yg di tulis manusia adalah Syari’at Ardi.
Relevansinya ?
      Mempelajari ilmu-ilmu Alqur’an karena memandang Al-Qur’an sbgai sumber syari’at (Kitab) sehingga validitas dan kesahihan pemahaman dan penafsiran Al-Quran sesuai dengan ilmu pengetahuan Al-Qur’an yang di bangun oleh ulama Terdahulu
      memberikan tuntunan untuk memposisikan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang di turunkan oleh Allah Kpd Nabi Muhammad
Pembagian Ulumul Quran :
  1. Ilmu Al-Qur’an Diroyah adalah Ilmu Yang mempelajari Al-Quran dari sisi  Teks-Teks Al-Qur’an
  2. Ilmu Riwayah Ilmu yang mempelajari Al-Qur’an dari sisi riwayat Kesahihan Al-Qur’an
  ILMU-ILMU AL-QUR”AN
 
1. Ilmu Mawathin  An-Nuzul
2. Ilmu Qiro’at
3. IlM Tadjiw
4. Ilmu Gharibil Qur’an
5. Ilmu Asbabil Nujul
6. Ilmu Irabil Qur’an
7. Ilmu Wudjuh dan Nadha-ir
8. Ilmu Ma’rifatil ‘Muhkam wa  Mutasabih
9. Ilmu Nasich wa mansuch
10. Ilmu  Bada’i-Qur’an
11. ilmu  Idjazi  qur’an
12. ilmu tansubi   ajatil qur’an
13. ilmu aqsmil qur’an
14. ilmu amsalil qur’an
15. ilmu jidalil qur’an
16. ilmu adabi tilawatil qur’an
Perubahan dan tawaran kajian Islam saat ini
Ilmu AlQur’an sifatnya klasik adalah ilmu Al-Qur’an yang di rintis oleh para ahli Al-Qur’an pada masa abad ke satu Hijriyah dan produknya berupa seperangkat ilmu-ilmu al-Qur’an, tafsir hingga saat ini
Studi Al-Qur’an Kontemporer.
Kajian Al-Qur’an sbg respon wacana baru dengan pendekatan ilmu pengetahuan Sosiologi, Antropologi, Filsafat, Dan lainnya.
      Kajian Al-Qur’an Kontemporer
Berangkat dari pemikiran bagaimana merumuskan  sebuah metode tafsir (ilmu Al-Qur’an)  yg di anggab mampu  secara dialetika, reformatif, komunikatif-inklusif, serta mampu menjawab perubahan  dan perkembangan problem kontemporer yang di hadapi manusia.
Sisi radikalnya terkadang terjadi Mendekonstruksi dan merekonstruksi yg mengabaikan sisi ilmu dan tafsir Al-Qur’an masa lampau.
Tokoh-tokohnya : Fazhur Rahman, M, Arkoum, Nasr Hamid Abu zayd, Hasan Hanafi,  Muhammad Syahrur,  Farid Esack, Riffat Hasan,  dan lainnya kelompok ini lebih di kenal dengan istilah “kajian Al-Qur’an komtemporer liberal”
Sebenarnya di Indonesia suda lama kajian Al-Qur’an yang bernuasa kontemporer tetapi lebih bernuasa kepada kajian “Tematik” dimana Al-Qur’an di kaji tdk hanya dari sisi ulumul qur’an tetapi suda merupakan pembahasan tema dan pendekatan kontemporer, tokonya sprti Buya Hamka, Quraisy Shihab,  Hasbi Ash Shiddieqy dll
Pembagian Ulumul Qur’an
Ilmu Al-Qur’an Diroyah adalah Ilmu Yang mempelajari Al-Quran dari sisi  Teks-Teks Al-Qur’an
Ilmu Riwayah Ilmu yang mempelajari Al-Qur’an dari sisi riwayat Kesahihan Al-Qur’an
Nama-nama Al-Qur’an :
Az-Zarkasyi dan As-Sayuthi menyebutkan  terdapat 50 Nama bagi Al-Qur’an dalam kitabnya Al-Itqan
Al-Kitab;  di artikan yg di tulis,  dalam Urf Syara (istilah ahli agama), di namakan Alkitab  di artikan Kitabullah yg di turunkan Kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an
Adz –Dzikir karena merupakan peringatan dari ALLAH
Asy-Syafi’y  merupakan  istilah resmi bagi kalamullah di turunkan kpd nabi Muhammad SAW
Al-Asy’ary  berasal dari “Quran”  dari Qorona yg bearti menggabungkan  dgn sesuatu yg lain, kemudian lafad Qur’an itu di jadikan nama Kalamullah.  Di namakan Al-Qur’an krna wahyu Allah   surat-suratnya, ayat-ayatnya,  dan huruf-hurufnya  antara satu dng  yang lain saling berhubungan.
Al-Farra lafad Qur’an di ambil dari Qora’in (qorina-qorina)  artinya satu ayat dengan yang lainnya saling membenarkan  kemudian di jadikan nama untuk kalamullah.
Az-Zajjah   berasal dari “QOR’I”  berarti mengumpulkan
Al-Lihyani  lafad  Qur’an bermakna yang di baca , karena  di baca maka dinamakan Al-Qur’an
1.      Ta’rif  menurut Bahasa Al-Qur’an

 Al-Qur’an menurut bahasa di artikan bacaan. Al-Qur’an adalah masdar  yang di artikan ism maf’ul maqru artinya yang di baca.

Ahli Urf Syarah Al-Qur’an di artikan Kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang di tulis dalam bentuk Mushah

Ahli Ushul Fiqh  Al-Qur’an Adalah Nama untuk keseluruhan  Al-Qur’an dan nama untuk bagian-bagiannya pendapat ini berangkat dari Al-Qur’an sbg pokok dalil, maka setiap ayat-ayat di sebut pula Al-Qur’an.
Ahli Kalam,  Yang di baca merupakan Kalam azali  yang dinisbatkan kepada Zat ALLAH SWT .

Al- Alusy dalam Ruh al-Ma’ani para mutakalilimin memberi nama Al-Qur’an  merupakan sesuatu yg ghaib dan azali yg terlepas dari sifat kebendaan.

Sebagian ulama “qur’an” tampa “al” di artikan bacaan, tetapi Al-Qur’an nama kalamullah yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW  yang di tilawatilkan dng lisan dng jalan mutawatir

AsSayuti dan Syaukany Al-Qur’an  kalamullah tg di turunkan kpd nabi Muhammad SAW.
PERINTIS ULUMUL QUR’AN

1.  Usman Bin Affan
ide pertama mendukementer/ mekodipikasi Al-Qur’an dalam satu mushaf yang berasal dari banyak sumber, setelah melakukan verifikasi, dan validitasi sumber-sumber Al-Qur’an maka kemudian Usman Menetapan Mushaf Usmani yang di pakai.

Tindakan Usman menyalin beberapa Mushaf merupakan peletakan batu pertama bagi ilmu yang kemudian di namakan “Rasmil Qur’an”
Ali Bin Abi Thalip
Ali menyuruh Abu Ahmad Ad-Dualy membuat beberapa kaeda untuk memelihara ke-aslihan bhs arab (nahu). Maka Ali di kenal peletak Ilmu Irobil Qur’an

Di Kalangan Sahabat; Khulafaun Rasyidin, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Ubay bin ka’ab, Abu Musa Al-Asy’ary, Abdullah ibnu Zubair.

Kalangan Tabi’in; Mujahid, Atha bin Yaser, Ykrimah, Qotadah, AlHasan AlBisry, Said Bin Zubair, Zaid bin Aslam, Malik bin Anas.
Mereka semua dapat di katakan sebagai peletak pertama dari ilmu-ilmu Al-Qur’an

1. Ilmu Tafsir
2. Ilmu Asbabin Nuzul
3. Ilmu Makky dan Madany
4. Ilmu Nasikh wal Mansukh
5. Ilmu Ghoribil Qur’an
Ilmu Tafsir  merupakan induk dari ilmu Al-Qur’an sejak jaman Nabi Muhammad SAW adanya upayah mentafsirkan dan memahami Al-Qur’an.
Sebelum ulumul Qur’an terbentuk terlebih dahulu muncul ilmu tafsir di antara tokoh-tokohnya
1. Syu’ban Ibnu Hajad
2. Sufyan Ibnu Uyainah Al-Kufy
3. Waqi Bin Jarrah Al-Kufy
Namun corak penafsirannya masi sederhana karena tercampur dng  pendapat sahabat, tafsir yang  bersi dri pendapat sahabat d tabi’in sejak th 310 H dng munculnya tafsir Jami’ih al-bayan karangan At-Thabari setelah itu lahirlah ilmu-ilmu Al-Qur’an lainnya.
Kapan lahirnya istilah U.Q.?
  1. Asy Syafi’I sala satu pendapat meruapakan peletak ilmu ulumul Qur’an. Riwayat ini di dasari ketika Syafi’iy di tanya oleh Harun Al-Rosyid “apa ilmu Al-Qur,an”? Jawaban Imam Syafi’I Ilmu Al-Qur’an banyak di antaranya  Ilmu Naskih w mansukh,  Ilmu Mutasabih Qur’an, Ilmu dll.
Akan tetapi pendapat Syafi’I hanya sekedar pendapat sedangkan karya imam syafi’I dalam bentuk kitab tidak di dapat. 
2.      Kitab ulumul Qur’an yang pertama kali muncul sebagai disiplin ilmu Al-Qur’an yang Lengkap terdapat pada “ AL_BURHAM FI ULUMIL QUR’AN” karya Ali Bin Ibrahim bin Said terkenal dengan “ Al-Hufiy.  Para ulama sepakat Al-Hufiylah yang di anggab pemula Ulumul Qur’an. Al-Hufiylah yang pertama kali mencantumkan istilah Ulumul Qur’an dalamkitabnya.

3. Ibnu Marzubhan  juga di anggab sebagai pencetus ulumul Qur’an dng Kitabnya “Ulumul Qur’an” pada abad ke 3 H.
PENGERTIAN AL-QUR”AN
DARI SISI ISTILAHI ULAMA TAFSIR
Imam Jalaluddin As-Suyuty.
Al-Qur’an adalah Firman Allah SWT yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW,  untuk  melemahkan  pihak-pihak yang  menentangnya walaupun hanya satu ayat (surat). (definisi ini lebih menekankan kepada Mujizat)

Syech Muhammad Al-Hudhiribik
Firman Allah yg berbahasa arab, yang turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk tadbir (di fikirkan) dan tadzkir (peringatan) bagi yang berakal dan telah di sampaikan kepada kita dengan jalan mutawatir, di tulis dalam bentuk mushaf di mulai dari surat Al-Fateha dan di akhiri surat An-Nass.
Syech Muhammad Al-Hudhiribik
Firman Allah yg berbahasa arab, yang turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk tadbir (di fikirkan) dan tadzkir (peringatan) bagi yang berakal dan telah di sampaikan kepada kita dengan jalan mutawatir, di tulis dalam bentuk mushaf di mulai dari surat Al-Fateha dan di akhiri surat An-Nass.

Unsur-Unsur yg terdapat dalam definisi ini
- Firman Allah berbahasa Arab
- Di turunkan kpd Nabi Muhammad
- Sanadnya Mutawatir
- Suda tertulis dalam mushaf
- Terdiri beberapa surat awal al-fateha akhiri An-nass.
Syeck Muhammad Abdu dalam kitab Risalatul Tauhid
Al-Kitab adalah Al-Qur’an yang telah di tuliskan  dalam mushaf dan telah di hafal oleh umat sejak masa hidupnya Rasulullah SAW,  sampe kepada kita sekarang.
Sususnan dan pembagian Al-Qur’an
Secara anatomi al-qur’an terdiri dari

Huruf              323. 345
Lafad 74.437
Uslub
Ayat                6666
Surat                114
Juz                   30
Rubu               4
Pengertian tentang Ayat Al-Qur’an

Ayat atau Al-ayah” menurut bahasa memiliki arti
Tanda-tanda, Mujizat, Hal yg menajubkan, istimewa,

Istilah
Bagian dari surat Al-Qur’an yang terdiri atas kata (lafad)
Dan di batasi dengan fasilah (tanda pisa ayat merupakan smbol akhir ayat)
Susunan Ayat-Ayat Al-Qur’an

Para Ulama sepakat tertif ayat-ayat Al-Qur’an di tetapkan berdasarkan “Tauqifi”  Rasullah Sendiri yang menetapkan susunan ayat berdasarkan petunjuk Wahyu.
Setiap kali turun ayat Rasullah langsung menyampaikan kpd sahabat untuk di amalkan di hafal dan di tulis. Beliu menunjukan tata letak ayat dan surat mana yang harus di dahuli, dan di akhiri.
 Mengapa susunan surat yg menetapkan Rasullah

 Terkadang susunan surat belum selesai di turunkan  suda turun surat yang lain.

Susunan ayat-ayat pada masing-masing surat bukanlah susunan yang kronologis artinya tdk teratur menurut tertif surat masing-masing surat.

 Terkadang ayat yang lebih dulu turun bukan sebagai ayat pertama dalam surat tersebut.
Perbedaan jumlah Ayat-ayat

            6000 ayat
            6240
            6214
            6219
            6225
            6236
            6616
            6666
            6247
            6360
Sebab terjadi perbedaan

1. Status Fatihatus Surah terdapat pd 29 surat seperti Alip lam mim (dalam Surat Al-Baqoroh, Yasiin (dalam surat Yasiin).  Apakah sebagai ayat pertama sehingga di hitung  sebagai jumlah Al-Qur’an atau bukan sebagai ayat pertama sehingga tidak di hitung sebagai Al-Qur’an
2. Perbedan Status Basmalah yang terdapat pada permulaan surat-surat Al-Qur’an  ada yang menghitung sebagai ayat pertama dan ada yang tidak menghitung

3. Perhitungan Al-Qur’an di lakukan di berbagai tempat dan ulama”

Abdullah Ibnu Kasir di Mekkah
Abu jafar Ibnu Yazid di Madina
Ashim Ibnu Ajjaj di Basrah
Abdullah Ibnu Amir di Syam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar