Senin, 04 Juni 2012

Menggapai "Green School" di Kota kecil


Prolog
Aku vs Burung Peking
Di bawah atap gubuk reot aku mencoba menari-narikan jari-jemari ini. Hanya ladang tadah hujan yang kehausan mengharapkan hujan dan angin menemaniku siang itu. Angin sepoy-sepoy yang terus menerus menerpa diri semkain membuat inspirasi-inspirasi kelas teri mengalir lancar kedalam kepalaku ini.
Hanya saja kedamaian siang itu,siang kemarin,dan siang yang akan datang akan selalu diusik oleh sekelompok burung peking. Kau tahu akau teralu bodoh untuk tidak tahu bahasa indonesia dari burung peking. Aku tidak sempat mencari di kamus, maksudku bukan tidak sempat, tapi aku enggan mencari bahasa nasional dari burung yang menjadi rivalku beberapa hari ini. Burung itu sangat menyebalkan, mereka hobi sekali mencuri biji-biji padi yang baru mekar ini. Mereka benar-benar tidak tahu sopan santun. Biji-biji itu masih terlalu belia untuk mereka gagahi. Kadang mereka bermanuver diudara seperti manuver pesawat tri colori negeri piza. Meliuk-liuk mengejeku dari kejauhan. Kesal betul aku dibuatnya.
Burung itu menyerang ladang-ladang dengan gaya serangan udara tentara nazi, dan aku saat itu berperan sebagai negara Belanda yang dibombardir mereka. Strategi defensifku nampaknya sudah tidak efektif lagi. Tapi aku pantang menyerah, sesekali aku harus bernajak dari peraduan untuk melampari mereka. Saat itu aku merasa seperti seorang mertua yang mengusir menantu yang malas bekerja. Gila memanng keadaanku saat itu. Tapi aku berusaha menyelesaikan tarian jati-jariku diatas selembar kertas lusuh.
Rivalitas antara aku dan kelompok burung peking belum berakhir. Aku akan mengingat wajah burung yang dengan percaya diri menggagahi biji-biji padi bawah umur di depan mataku. IT NEVER END.....! AKU VS MEREKA!
 
Menggapai “Green School”di Kota Kecil
Add caption
Kondisi lingkungan saat ini sudah sangat meprihatinkan. Eksploitasi berlebihan dan perusakan lingkungan terjadi dimana-mana. Efek dari semua itu tentunya adalah bencana yang sering menyapa kehidupan kita akhir-akhir ini. Selain itu, kebiasaan masyarakat juga sudah tidak ramah lagi,  kendaraan bermotor dan asap pabrik yang senanitasa memenuhi udara-udara kita, penggunaan ac yang meningkat, ac adalah penghasil gas cfc ( cloro floro carbon) yang berbahaya, penggunaan listrik yang berlebihan, pemborosan air, dan serangkain kebiasan buruk manusia yang lainnya.
Melihat kondisi diatas ahir-ahir ini mulai banyak terdengar ajakan-ajakan yang menyerukan go green. Pemerintah, LSM, Lembaga pendidikan dan Media-media turut menyerukan ajakan tersebut. Program pemerintah yang belum lama ini dilakaukan adalah ajakan untuk menanam sejuta pohon. Kita patut bersyukur pemerintah saat ini sudah mulai memeperhatikan lingkungan. Selama ini yang kita tahu pemerintah selalu memihak pengusaha dalam pengolahan SDA. Misalnya saja, Pemerintah selalu memberikan izin kepada pengusaha kelapa sawit untuk membuka lahan baru di sekitar hutan lindung di kalimantan. Tentunya keadaan itu kian mengancam kelangsungan eksosistem yang ada dalam hutan tersebut. Semoga saja program menanam sejuta pohon menjadi awal kebijakan peduli lingkungan dan dilakukan secara terus-menerus.
Selain pemerintah, ada juga beberapa LSM pemerhati lingkungan di Indonesia, diantaranya adalah WALHI dan Green Peace Indonesia. Kelompok tersebut konsen menjadi pemerhati lingkungan di Indonesia. Selain itu mereka juga sebagai kelompok terdepan dalam melawan kepentingan-kepentingan kelompok tertentu yang mengeksplotasi alam negeri ini secara berlebihan dan berpotensi merusak. Hanya saja kelompok-kelompok seperti ini mayoritas terdapat di kota-kota besar dan daerah rawan perusakan lingkungan. Dapat dipastikan banyak kota-kota kecil yang tidak tersentuh oleh kelompok ini. Hal ini bisa dikarenakan terbatasnya jumlah anggota kelompok tersebut atau koresponden di daerah-daerah.
Green School
Akhir-akhir ini mulai banyak lembaga-lembaga pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi yang mencanangkan semangat green school. Hal ini merupakan langkah yang tepat jika semangat ini diintegrasikan dalam lembaga pendidikan. Mengingat, lembaga pendidikan merupakan tempat mencetak anak didik. Jadi, nantinya diharapkan lembaga pendidikan mampu mencetak anak didik yang cinta lingkungan.
Sekolah sebagai lembaga untuk mendidik dan menanamkan budaya positif memiliki fungsi yang srategis dalam merubah paradigma berpikir yang salah dari generasi ke generasi terhadap lingkungan hidup. Selama ini paradigma berpikir masyarakat kita melihat lingkugan hidup semisal hutan sebagai aset ekonomi yang harus dieksploitasi sebnyak-banyaknya tanpa memedulikan dampak dan akibat jangka panjangnya. Dari sekolah semua proses perbaikan ini dimulai.
Sekolah hijau mempunyai makna yang lebih luas, yakni bukan hanya tampak fisik sekolah yang hijau, tetapi wujud sekolah yang memilki program dan aktifitas pendidikan yang mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. Artinya, sekolah memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah.
Sekolah hijau memiliki program seputar pengembangan pendidikan berbasis komunitas, peningkatan  kualitas kawasan sekolah dan lingkungan sekitarnya, dan pengembangan manajemen sekolah berwawasan lingkungan.
Berbicara sekolah hijau, Kota Banjarmasin akan dijadikan lokasi (pilot projek) dan satu-satunya di Indonesia untuk pengembangan sekolah  (green scool ) oleh badan PBB UNESCO. Dipilihnya kota Banjarmasin karena kota ini memiliki banyak keunikan, seperti lahannya yang pasang surut dimana adanya lapisan pirit dan kadar keasaman air yang tinggi serta permukaab tanah yang rendah. (Antara News)
Green School di Kebumen, adakah ?
Melihat konsep sekolah hijau (green school) seperti yang disebutkan tadi, apakah ada sekolah di Kebumen yang berkonsep green school ? Penulis melihat secara fisik kondisi lembaga-lembaga pendidikan di kabupaten Kebumen banyak yang sudah menerapkan konsep green school, seperti dengan adanya pohon-pohon yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Hanya saja sekolah-sekolah tersebut dapat dikatakan green school dilihat dalam arti yang sempit. Penulis tidak menemukan sekolah yang sudah mengintegrasikan konsep-konsep lingkungan dalam pembelajaran, sekolah kebanyakan melakukan kegiatan yang menjurus terhadap ligkungan hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Meskipun demikian, kegiatan tersebut dapat menjadi titik tolak untuk terus mengembangkan konsep lingkungan dalam pendidikan nantinya.
Penulis setidaknya mencoba mencari-cari sekolah yang menganut paham green school. Hingga pada akhirnya penulis menemukan sebuah sekolah yang menurut penulis adalah lembaga pendidikan semi green school. SMP N 1 Karanggayam, sekolah yang berada di Kec. Karanggayam ini lokasinya berada di tempat yang hijau. Pohon-pohon tertata rapih di area sekolah. Udara yang sejuk semakin membuat semangat siswa-siswanya. Suasana lingkungan yang kondusif membuat kegiatan pembelajaran di sekolahan ini berlangsung dengan nyaman. Belakang sekolah ini adalah bukit yang berisi barisan pohon pinus. Warga sekitar memanfaatkan pohon pinus untuk diambil getahnya.  Dengan adanya pohon-pohon dilikungan sekolah merupakan langkah awal sebagai momen mendekatkan siswa kepada lingkungan dan setidaknya akan merasa nyaman jika berada di lingkungan pendidikan yang asri. Secara fisik sekolahan ini memang dapat dikatakan sebagai green school.
Sekolah ini juga mengadakan program yang dapat melatih tanggung jawab siswa terhadap lingkungan. Setiap hari jum’at kegiatan disekolah ini dikususkan untuk melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah selama 45 menit. Meskipun terlihat sederhana, tapi kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat menumbuhkan kebiasan baik untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu sekolah juga memanfaatkan ekstarkulikuler pramuka sebagai wadah untuk menanamkan cinta lingkungan. Mengingat, pramuka merupakan ekstrakulikuler yang kegiatannya dekat dengan alam. Meskipun kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan masih terbatas, setidaknya hal-hal semacam itu dapat menumbuhkan minat siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
SMP N 1 Karanggayam memiliki peran yang strategis dalam menanamkan peduli lingkungan kepada anak didiknya. Melihat, siswa sebagian besar berasal dari desa dan berlatar belakang keluarga petani. Kebanyakan keluarga petani akan menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Sehingga mengancam jumlah pohon, dan cendrung pohon yang dipilih adalah pohon pinus yang dianggap memilki kulaitas bakar lebih baik dari pada kayu dari pohon lain. Melihat kondisi seperti itu, sekolah mempunyai kesempatan untuk mensosialisasikan kepada siswa agar menjaga lingkungan sekitar. Bagaimana dengan bahan bakar kayu yang menjadi bahan pokok untuk dapur, itu diperlukan kesadaran masyarakat dan beralih ke bahan bakar gas yang jauh lebih efisien. Dalam keadaan seperti ini sekolah perlu mengambil peran dalam melihat persoalan ini dengan memanfaatkan anak didik yang berasal dari latar belakang petani. Sehingga nantinya sedikit demi sedikit kebiasaan kelurga petani tersebut akan berubah. Amin.
Sebaiknya lembaga-lembaga pendidikan di Kab. Kebumen menerapkan konsep green school. Konsep ini menjadi kebutuhan yang sangat vital dan harus segera dilaksanakan, melihat kondisi lingkungan saat ini semakin parah. Kebanyakan sekolah-sekolah di Kebumen hanya disibukan dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang normatif saja. Sekolah saat ini sibuk mengurus siswanya saat menjelang UN. Bagi kebanyakan sekolah, UN adalah ajang untuk pembuktian kualitas dan dianggap sebagai magnet untuk menarik siswa-siswa masuk kedalam sekolahnya jika hasil UN sekolah tersebut bagus. Selain itu sekolah juga mulai berlomba-lomba mempercantik diri supaya dapat meraih predikat RSBI. Penulis melihat RSBI sebagai bentuk kapitalisme dalam dunia pendidikan. Penulis merasa prihatin melihat keadaan lembaga-lembaga pendidikan saat ini. Mereka tidak sempat mengangkat isu-isu lingkungan karena terlalu disibukan dengan sederet kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan pribadi lembaga tersebut. Semoga saja SMP N 1 Karanggayam dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga pendidikan lain.
Green school adalah konsep terbaik untuk menjaga lingkungan yang berawal dari dunia pendidikan. Konsep ini dapat mencetak generasi-generasi cinta lingkungan. Dan itu terbukti. Percayalah. Save world!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar